Dalam studi terbarunya, Pengamatan Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) memperkirakan bahwa setengah metrik popok sekali pakai dibuang ke sungai setiap tahun. Mereka menghitung angka itu sesudah melaksanakan 30 pencucian di satu pintu air dalam setahun.
"Bayangkan, kami menerima nomor itu hanya dari sampel yang kami ambil dari satu pintu air, Karangpilang," kata Prigi Arisandi, eksekutif eksekutif Ecoton, pada hari Selasa.
Image by: http://travel.radarmalang.id |
Manajer riset Ecoton, Riska Darmawanti menyampaikan bahwa organisasi tersebut telah menemukan serat-serat plastik yang serupa dengan yang ditemukan di popok di dalam perut beberapa jenis ikan, termasuk yang dikenal secara lokal sebagai rengkik, nila, keting, bayer merah, bader putih dan jendil. Para peneliti menemukan serat plastik di 80 persen ikan yang mereka periksa.
“Ketika popok sekali pakai direndam dalam air dan terkena sinar matahari, seiring waktu popok terurai menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Ikan menelan potongan, yang sanggup ditransfer dari perut ke daging. Ketika orang makan ikan, plastik akan dipindahkan ke badan mereka, ”Riska menjelaskan.
Ecoton menyampaikan limbah padat juga telah mencemari air sungai dengan plastik, membahayakan kesehatan 3 juta pelanggan air keran di Surabaya.
Ecoton mendesak pemerintah kota untuk melindungi sungai dari limbah padat, terutama popok. Baru-baru ini, mereka melaksanakan protes ke jalan-jalan, bersama dengan rekan-rekan dari Komunitas Evakuasi Pembuangan Diaper, untuk mendesak pemerintah untuk memindahkan popok dari Sungai Brantas.
Andreas Agus, peneliti di masyarakat, menyampaikan warga biasa makan keting dan rengking ikan.
Ecoton juga menyerukan kepada masyarakat untuk kembali memakai popok kain yang sanggup dipakai kembali.
"Konsumen harus mengubah sikap mereka, produk yang lebih nyaman menciptakan kita, semakin mengancam nyawa kita," kata Agus.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta walikota dan bupati untuk memberi perhatian serius terhadap limbah padat di sungai.
Juru bicara manajemen Jawa Timur Benny Sampir Wanto menyampaikan gubernur telah meminta bupati dan walikota untuk membangun akomodasi pemilahan sampah dan menginstruksikan warga untuk tidak membuang limbah ke sungai.
Pada Desember 2017, tiga warga, termasuk Riska dari Ecoton, mengajukan somasi terhadap gubernur. Mereka menuduh gubernur menyampaikan kelalaian terhadap pengelolaan limbah popok sekali pakai di Sungai Brantas.
Tahun lalu, LSM Trash Free Seas Alliance (TFSA) yang bermarkas di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa plastik mikro telah ditemukan pada 28 persen ikan di pasar Indonesia. Mikro plastik berasal dari sampah plastik yang masuk sungai dan berakhir di laut.